Senin, 05 Oktober 2015

IKHLAS MELEPASMU, KETIKA HATI HARUS MEMILIH

Waktuku telah menjadi detik dan menit yang menegangkan. Aku mencoba mengikuti ke mana arahmu hingga kau berhenti pada suatu titik kejenuhan. Aku berjalan dan terus mengikuti kemana engkau melangkah. Sengaja mata ini kutahan agar tetap bertahan dan terjaga. Aku sangat takut engkau pergi. Karena pasti kepergianmu sangat melukakan dan begitu membuat aku tertinggal. Tapi terkadang, aku yang ingin berlari jauh meninggalkan, namun belum sempat aku berfikir aku sudah tertarik kembali bahkan lebih dalam. Saat tulisan ini rapi tersusun, engkau telah berkemas untuk meninggalkanku. Bersama sayapmu yang begitu kokoh dan mampu membawamu terbang kemanapun hendak kau tuju. Dan aku hanya bisa memandangmu terus berkemas. Hati ini ingin mengajakmu bicara, namun kata-kata sulit ku tata. Hati ini terlalu berkecamuk hingga aku hanya bisa menahannya pada ujung lidahku. Seandainya saja aku mampu menahanmu beberapa waktu saja. Namun tiba-tiba dan mengagetkanku, kau terbang perlahan namun pasti menjauhiku. Aku hanya duduk terpaku di atas kursi. Sambil berolahraga jari, kurangkai kata-kata dalam hati. Berharap engkau mau turun sejenak dan mendengarkan apa yang hati ini ingin katakan. Apa yang raga ini sangat harapkan. Aku ingin menoreh kenangan bersamamu dan menjadikannya kebahagiaan yang abadi. Namun engkau semakin tinggi dan mungkin tidak melihat aku yang sangat menginginkan engkau datang untukku. Pikirku semua ini terlalu cepat. Semua terlalu mudah. Aku yang mulai tesadar hanya mampu menahan mataku untuk tidak menangis. Aku tidak mampu memuji dan merayumu. Seandainya aku bisa sehebat sayapmu atau menjadi sayap bagimu. Aku tidak mungkin semenderita ini. APAKAH AKU HARUS MELEPASMU? Hingga kau hanya hadir dalam bingkai mimpi yang tak bisa kumiliki. APAKAH AKU HARUS MELUPKANMU?? Seperti sekelebat bayangan yang hadir hanya sesaat. Menikmati rindu untukmu seperti menikmati terbenamnya matahari. Indah sesaat kemudian sepi. Kemudian gelap. Kini, bukan aku tak mampu membuatmu kembali. Bisa saja aku menangis sekuat yang aku mampu dan kuyakin kau pasti datang untukku karena rasa kasihanmu. Tak pernah sedikitpun aku mengharapkan kehadiran seseorang yang mampu membawa ku terbang terlalu tinggi hingga aku lupa dengan daratan tempat berdiriku semula. Tak pernah ku inginkan ada sesosok orang yang hadir hanya untuk menemaniku dalam sesaat saja dan meninggalkan hal yang tak pernah ku harapkan. Tapi apaa??? Aku tidak punya daya untuk semua itu. Teringat 2 tahun yang lalu, memori begitu sesak saat aku mengikhlaskan kebahagiaan seseorang tanpa dia harus tahu dan menoleh kepadaku,senyum ketulusan pergi begitu saja,saat doa-doa berhenti untuk sebuah harapan-harapanku. Dan setelah itu aku mencoba mulai melangkahkan kaki, memberanikan untuk satu doa dalam hidupku,lalu allah mengirimkan seseorang untuk mengembalikan senyum ketulusan itu kembali.dan setelah semuanya kembali, pecahan-pecahan hati sudah mulai utuh,tiba-tiba jatuh lagi.ketika perlahan-lahan ingin menyatuhkan kembali dengan ketegaran yang tersisa,aku begitu sesak, ya allah… cobaan apalagi ini??? Dimana lagi aku harus melangkahkan kaki ini. Disaat keramaian menghampiriku, aku seakan sendiri… apakah senyuman ketulusan itu akan pergi ya allah, kenapa harus selalu aku jadi pemeran utama dalam keadaan yang tak bisa aku hadapi seperti ini. Aku tak pernah menyalahi ada dan hadirmu. Semua ini sudah takdir Tuhan untuk memperkenalkan kita. Dan dengan lemahku, aku terjatuh didalam cawan indah yang tak seharusnya aku rasakan dan ku tempati. Kamu berhasil... Yaa kamu telah berhasil membuatku jatuh diperaduan kasih sayang yang hanya ku pendam semampu dan sebisaku. Kamu tak perlu tau tentang semua ini. Biar aku yang merasakan,biar aku yang memendam,biar aku yang menyelesaikannya sendiri dengan caraku. Entah apa yang mampu membuat aku mampu jatuh kedalam rasa yang begitu indah untuk dirasa ini. Sedangkan kamu??? entahlah, Mungkin saja kamu hanya menganggapku sebagai Segelintir pasir putih penghias kerikil hitam dimatamu. Yaa,mungkin itu hanya sebagai selingan dan pelarian sesaat untuk pengisi dan pelengkap hidupmu.Iyaaa... Aku terlalu bodoh. Aku sangat-sangat bodoh,karena telah merasakan rasa yang nantinya telah ku pastikan hanya akan menjadi sebuah ASA untukku. Asa yang akan pergi dan terbang jauh dan tak menyisakan jejak sedikitpun untukku. Maaf.. Maaf aku telah jatuh pada Cinta yang hanya kurasakan sendiri kepadamu tanpa kamu harus kamu tahu. Aku tau ini semua terlalu lucu untukmu,terlalu remeh untuk kau tanggapi... Tapi memang inilah kenyataannya, Hadirmu yang sesingkat ini mampu menghadirkan rasa terindah untukku,untuk hatiku. Dan sekarang, hasil dari semua itu sendiri akhirnya kurasakan. Kamu hanya menjadikanku selingan dan yang lebih menyakitkan telah ada DIA yang kamu anggap lebih pantas untuk kamu miliki. Ini bukan salahmu,sama sekali bukan salahmu. Mencintai hak pribadi semua orang. Kembali ku katakan,ini hanyalah akibat dari semua kebodohanku selama ini. Terimakasih karena kamu telah berhasil membuatku merasakan keindahan untuk melayang indah bersama angan-angan untuk mencintaimu. Terimakasih juga karena kamu telah menyematkan sebongkah rasa istimewa untukku miliki. Aku tak pernah sedikitpun berharap kamu tau dan membalasnya. Cukup aku menyayangi dan mencintaimu dari jauh. Berbahagialah. Berbahagialah bersama dia yang lebih pantas untukmu. Aku ikhlaskan semuanya demi rasa yang ada. Aku melepaskanmu untuk menemukan kesempurnaan dan kebahagiaan yang tak pernah kau temui bersamaku. Jelanglah kebahagiaan itu bersamanya. Dialah lebih mengerti kamu dibanding aku. Cukup aku mendoakan dan melihatmu bahagia,dan saat itu aku akan merasakan cintaku tak disia2kan,meski kamu tidak bersamaku. Raihlah cinta yang mampu membuatmu benar-benar merasa sempurna. Aku ikhlas melepasmu,tapi bukan dengan rasa ini. Terlalu sakit sebenarnya, tapi aku percaya dalam waktu perlahan semua akan kembali stabil dan hatiku kembali sembuh dari sakit yang ku rasakan***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar