Kamis, 29 Oktober 2015

Jadikan hati sebagai tonggak perubahan

Hubungan baik antara manusia yang satu dengan yang lain, dan khususnya antara muslim yang satu dengan muslim lainnya, merupakan sesuatu yang harus diupayakan dengan sebaik-baiknya. Hal ini karena Allah swt. telah menggariskan bahwa setiap mukmin itu bersaudara [QS. Al-Hujurat (49):10]. Oleh sebab itu, segala bentuk sikap dan sifat yang akan memperkokoh dan memantapkan persaudaraan harus ditumbuhkan dan dipelihara, sedangkan segala bentuk sikap dan sifat yang dapat merusak ukhuwah harus dihilangkan. Dan agar hubungan ukhuwah islamiyah itu tetap terjalin dengan baik, salah satu sifat positif yang harus dipenuhi adalah husnuzh zhan (berbaik sangka). Oleh karena itu, apabila kita mendapatkan informasi negatif tentang sesuatu yang terkait dengan pribadi seseorang apalagi seorang muslim, maka kita harus melakukan tabayyun (pengecekan) terlebih dahulu sebelum mempercayai apalagi meresponnya secara negatif. Allah swt. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. [QS. Al-Hujurat (49): 6]. Su’uzhan dan syak (ragu) terhadap sesama muslim adalah penyakit yang berbahaya di antara penyakit-penyakit hati. Sebagian manusia merasakan dampak yang ditimbulkan oleh penyakit itu. Di antara tandanya adalah jika anda berkata kepadanya dengan suatu kalimat atau anda melakukan suatu pekerjaan, maka di dalam hatinya terjadi was-was dan prasangka buruk atas apa yang anda katakan atau lakukan itu. Dan dengan was-wasnya itu dia menyimpulkan sendiri ucapan dan tindakan orang lain dengan kesimpulan yang negatif. Padahal selayaknya dia melakukan receck dan memperjelas sesuatu, sehingga terang baginya apa yang memotivasi ucapan atau perbuatan tersebut (tabayyun). Bahkan merupakan kewajiban baginya untuk husnuzhan (berbaik sangka) terhadap saudaranya sesama muslim, kecuali jika memang jelas baginya bahwa orang tersebut berbuat buruk. Sebagian orang ada yang jika mendengar kabar dari orang lain dia langsung bersu'uzhan terhadap perkataan tersebut, padahal Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebab kan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. 49:6) . Berkata as-Sa'di di dalam tafsirnya, "Ini juga merupakan adab dari sekian adab yang selayaknya diterapkan dan digunakan oleh orang-orang yang berakal. Yaitu jika ada seorang fasiq mengabarkan tentang suatu berita, maka hendaknya mengecek kebenaran beritanya tersebut dan tidak menerimanya dengan serta merta. Karena yang demikian itu berbahaya sekali dan dapat menjerumuskan ke dalam dosa. Sebab kabar tersebut jika langsung dinilai sebagai kabar yang benar dan adil maka akan ikut juga berbagai hal yang menjadi tuntutan dan konsekuensinya. Maka terkadang menyebabkan kerugian jiwa dan harta dengan cara yang tidak haq sebagai akibat dari berita itu, dan akhirnya menjadikan penyesalan. Maka wajib untuk mengecek dan tabayyun ketika mendengar kabar dari seorang yang fasiq. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda, "Jauhilah oleh kalian zhann, karena zhann adalah sedusta-dusta ucapan." (HR. al-Bukhari dan Muslim). Maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan zhann (persangkaan) di sini adalah, "Keraguan yang ditanamkan kepadamu oleh seseorang tentang suatu hal, lalu kamu menganggapnya sebagai kebenaran dan memutuskan berdasarkan zhann itu. Dan dikatakan juga ia bermakna, "Jauhilah oleh kalian su'uzhan (prasangka buruk)." Oleh karena itu berbaik sangkalah engkau kepada orang, maka orang pun akan berbaik sangka kepadamu. Selayaknya pula orang yang mendengar suatu ucapan kemudian dia tidak paham maksudnya atau tidak bisa mencernanya, hendaknya dia jangan langsung berburuk sangka. Namun bertanya kepada yang bersangkutan (si pengucap); Apa sebenarnya maksud dari ucapan tersebut agar segalanya menjadi jelas. Akibat Buruk Sangka : Buruk sangka terkadang akan mendatangkan berbagai akibat yang buruk, di antaranya yaitu: Permusuhan dan kebencian di antara sesama manusia. Terkadang akan menyeret kepada hal yang lebih buruk lagi yakni ghibah, namimah, dusta untuk tujuan menjatuhkan atau merugikan pihak lain. Putus hubungan, pemboikotan dan kebencian. Al-Imam Ibnu Hajar rahimahullah memandang bahwa su'uzhan terhadap sesama muslim termasuk kabair (dosa besar) yang tersembunyi. Beliau menyebutkan su'uzhan dalam urutan dosa besar yang ke tiga puluh satu, beliau mengatakan, "Dosa besar ini (su'uzhan) merupakan di antara hal yang wajib untuk diketahui oleh setiap mukallaf, supaya dapat mengobati ketergelincirannya. Karena siapa saja yang di dalamnya terdapat penyakit ini dia tidak akan dapat bertemu Allah subhanahu wata’ala dengan hati yang salim (selamat). Dosa besar ini celaannya lebih besar daripada celaan terhadap dosa zina, mencuri, minum khamr, dan semisal nya dari dosa-dosa yang dilakukan oleh badan. Ini disebabkan karena besarnya kerusakan yang ditimbulkan, serta akan memberikan dampak buruk yang berkesinambungan. #Semoga Bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar